Sabtu, 26 Desember 2009

Peranan Kepemimpinan Dalam Organisasi

PERANAN MANAJERIAL

Menurut Henry Mintzberg peranan utama yang dimainkan oleh setiap manajer dimanapun letak hierarkinya yaitu :

1. Peranan Hubungan Antar Pribadi (Interpersonal Role)

Ada dua gambaran pada peranan ini, yaitu tentang status dan otoritas manajer itu sendiri serta hal yang menyangkut tentang pengembangan antar pribadi. Aktivitas-aktivitas yang berkenaan dengan statusnya contohnya adalah menerima undangan, menghadiri upacara-upacara atau seremonial. Sedangkan contoh dari pengembangan dirinya adalah eksistensi manajer itu sendiri dengan dunia sekitarnya. Dalam peranan ini dibagi lagi atas tiga peranan.

· Peranan sebagai Figurehead. Yaitu dimana manajer bisa mewakili organisasi yang dipimpinnya. Karena otoritas formalnya maka manajer dianggap sebagai simbol, contohnya mewakili perusahaannya dalam menghadiri undangan dari perusahaan lain.

· Peranan sebagai Leader. Yaitu dimana manajer bisa memimpin organisasi yang dinaunginya. Dimana saat manajer memimpin, memberi motivasi, mengembangkan dan mengendalikan bawahannya.

· Peranan sebagai Penghubung atau liaison manager. Yaitu dimana manajer bisa berinteraksi dengan teman sejawat, staff atau yang lainnya. Manajer perlu mempunyai banyak informasi-informasi untuk masukannya. Hal ini ia dapat dari interaksi/komunikasi pada orang-orang disekitarnya.

2. Peranan yang berhubungan dengan Informasi (Informational Role)

Manajer berhubungan langsung dengan informasi. Pada peranan ini dibagi menjadi tiga peranan lagi.

· Peranan sebagai Monitor. Mengidentifikasi manajer sebagai penerima dan pengembangan atas organisasi yang dipimpinnya. Seorang manajer perlu mencari info untuk mengidentifikasi persoalan dan kesempatan-kesempatan yang ada.

· Peranan sebagai Dessiminator. Dalam peranan ini melibatkan manajer untuk menangani proses transisi dari info ke dalam organisasi yang dipimpinnya.

· Peranan sebagai Juru Bicara atau Spokesman. Peranan manajer ini dimainkan untuk menyampaikan info ke luar lingkungannya.

3. Peranan Pembuat Keputusan (Decision Role)

Peranan ini membuat manajer harus terlibat dalam suatu proses pembuatan strategi. Pada peranan ini juga dibagi menjadi tiga peranan lagi.

· Peranan sebagai Interpreneur. Dimana manajer membuat atau memprakarasai perncangan dari banyak perusahaan yang terkendali.

· Peranan sebagai Pengahalang Gangguan atau Disturbance Handler. Dimana saat pimpinan bertanggung jawab jika perusahaannya menghadapi masalah.

· Peranan sebagai Pembagi Sumber atau Resources Allocator. Dimana pimpinan memutuskan kemana dananya akan didistribusikan dalam organisasinya.

· Peranan sebagai Negosiator. Dimana pimpinan harus aktif dalam arena negosiasi.

GAYA KEPEMIMPINAN

Berbagai ahli berpendapat seorang pemimpin dalam menjalankan tugasnya dalam memimpin suatu organisasi, satu dan lainnya mempunyai cara yang berbeda-beda. Hal ini akan terliahat saat pemimpin itu memimpin rapat, mengambil keputusan, menegur kesalahan pada bawahannya, menegakkan disiplin dan lain-lain. Hal ini akan mempengaruhi organisasi yang dipimpinnya kelak. Ada dua pandangan tentang hal ini. Pertama pandangan klasik yang menganggap bahwa pegawai itu pemalas, bekerja hanya karena peringatan, bekerja sedikit mungkin. Sedangkan pandangan modern menganggap bahwa pergawai itu mempunyai perasaan, emosi, aktif dan giat bekerja. Pandangan yang berbeda itu menyebabkan adanya gaya kepemimpinan yang berbeda. Pandangan klasik lebih mengarah kepada gaya kepemimpinan yang otokratis, yaitu dimana kepemimpinan diambil dari kekuatan posisi dan penggunaan otoritas. Sedangkan pandangan modern lebih mengarah kepada gaya kepemimpinan yang demokratis, yaitu yang dikaitkan dengan kekuatan personal dan keikutsertaan para pengikut dalam memecahkan masalah dan pengambilan keputusan.

· Kepemimpinan Otoriter

Dalam kepemimpinan otoriter, kepemimpinan berdasarkan pada kekuasaan mutlak pada seseorang. Pemimpin adalah penguasa dan ia haruslah orang yang paling tahu segalanya dan wajib dituruti oleh semua bawahannya. Keputusannya dianggap sah meskipun ada yang kurang setuju. Dalam kepemimpinan bebas, seorang pemimpin menyerahkan keputusan kepada kelompok. Sikap dari pemimpin bersifat pasif, dia hanya menyediakan alat-alat dan bahan tanpa mengajukan inisiatif.

· Kepemimpinan Demokratis

Kepemimpinan yang berdasarkan demokrasi dalam hal ini, pengangkatan dan pelaksanaan kepemimpinan dilakukan secara demokratis. Setiap anggota organisasi mempunyai kebebasan berpendapat dan keputusan organisasi berdasar pada pendapat mayoritas.

· Kepemimpinan Birokrat

Gaya ini memberikan perhatian yang minimum terhadap tugas maupun hubungan kerja. Seorang pemimpin yang mempergunakan gaya ini sangat tertarik pada peraturan-peraturan dan menginginkan memeliharanya, serta melakukan kontrol situasi secara teliti.

· Kepemimpinan Eksekutif

Gaya ini memberikan banyak perhatian pada tugas-tugas pekerja maupun hubungan kerja. Seorang pimpinan yang menerapkan gaya ini disebut motivator yang baik, mau menerapkan standar kerja yang tinggi, berkehendak mengenal perbedaan antara individu, dan berkeinginan mempergunakan kerja tim dalam manajemen.